TRADISI ATAU MAGNA
Sejenak kedua peryataan tersebut memuat masing-masing persepsi yang luas, tetapi ketika digabungkan maka menjadi suatu pernyataan yang syarat akan pertentamngan.
Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk beragama Kristen, Kota Kupang akan terasa berkesan dengan evoria natal yang sangat ketika mulai memasuki bulan Desember. Segala hal yang secara langsung berhubungan dengan Natal akan nampak baik dari tiap-tiap rumah, gang atupun jalan-jalan di Kota Kupang. Bunyi-bunyian petasan yang terdengar pun turut menambah evoria Natal itu, disudut-sudut kota mulai terpampang jelas ucapan Natal dan segala pernak-pernik Natal, sejenak hal ini seakan telah menjadi suatu tradisi yang sudah di pegang erat oleh orang Kristen di Kota Kupang. Yang terpenting disini ialah bukan apa yang menjadi logo atau simbol-simbol yang ada namun bagian dari suatu upaya untuk menciptakan magna Natal melalui simbol-simbol atau logo yang memberikan arti sebuah kelahiran atau Natal itu.
Tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun ini kemudian dilakukan dengan perasaan yang tenang seolah dengan melakukan hal tersebut maka sebagian dari keimanan telah dilakukan, di depan pintu-pintu masuk toko mulai terpampang tulisan Marry Christmas pada hal secara tidak langsung mau katakan“ datanglah dan belanja lah di toko kami” dan hal ini telah melekat kuat dalam tradisi. Tidaklah salah bila upaya pemagnaan itu dibantu dengan simbol yang digunakan, namun apakah masa Adven atau penantian itu telah kita lakukan secara benar...? yang terpenting disini bukanlah simbol tapi magna, seberapa dalamkah kita telah merenungkan magna itu, bila waktu yang ada kita hanya gunakan untuk melakukan kesiapan secara fisikli...?.
Ketika Pra Natal yang mulai mendekati hanya disibukan dengan menghias rumah, membuat kue dan lain sebagainya, hal-hal ini seolah kita di perbudak oleh suatu hari-hari tertentu dan menganggap sakral akan hari tertentu, sebenarnya tak perlu kita seolah mendewakan hari, bulan ataupun tahun tertentu tetapi kebenaran yang tersirat dalam magna hari lahir atau Natal itu, karena kita tidak memiliki hari perayaan yang dianggab sakral. Dalam Kolose 2:16 & 20. (ay 16) “ Karena itu janganlah kamu biarkan orang mengukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari sabat”. (ay 20) “Apabila kamu telah mati bersama-sam dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup dalam dunia”. Mengapakah kita masih menganggap ada hari tertentu yang harus lebih dihayati dibandingkan hari-hari lainnya, bukankah semua hari harus dihayati dalam kebenaran...? apalagi sehari menjelang yaitu pada tanggal 24 Desember, hari itu seolah hari penyiraman rampe atau hari hias kuburan sekota kupang, emang dari hari hal itu apa yang hendak kita cari...? kalau mau dikatakan secara Alkitabiah maka hal itu adalah suatu KEBODOHAN, hal itu hanya dilakukan oleh orang yang mungkin belum mati bersama Kristus. Galatia 4: 10-11 (ay 9) “ Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun.(ay 11) Aku kuatir kalau-kalau susah payah ku untuk kamu menjadi sia-sia” .
Oleh karena itu marilah kita mengutamakan keimanan yang sempurnah dengan melakukan apa yang sebenarnya harus dilakukan dan melepas apa yang seharusnya dilepas, jangan kita menjadikan hari-hari tertentu menjadi pemudar keimanan kita, Galatia 4:8-9 (ay 8) “Dahulu, ketika kamu belum mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah. (ay 9) Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu di kenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya...?. Biarlah mulai saat ini kita menjadi pandai agar tak mudah dibodohi dengan kebiasaan yang tidak diperkenankan Allah. Kolose 3:2 “ pikirkanlah perkara yang di atas , bukan di bumi”.
Hari natal/ kelahiran Yesus yang telah terjadi sejak dahulu senantiasa menjadi kesukaan besar bagi kita karena ada harapan bagi kita untuk berusaha memperoleh hidup yang kekal.
“ Lahirkanlah proses natural pribadi Yesus Kristus dalam pribadi mu sebagai tanda kelahiran baru ”
Penulis
http//: benyaminyohanisletti04.blogspot.com
Sejenak kedua peryataan tersebut memuat masing-masing persepsi yang luas, tetapi ketika digabungkan maka menjadi suatu pernyataan yang syarat akan pertentamngan.
Sebagai daerah dengan mayoritas penduduk beragama Kristen, Kota Kupang akan terasa berkesan dengan evoria natal yang sangat ketika mulai memasuki bulan Desember. Segala hal yang secara langsung berhubungan dengan Natal akan nampak baik dari tiap-tiap rumah, gang atupun jalan-jalan di Kota Kupang. Bunyi-bunyian petasan yang terdengar pun turut menambah evoria Natal itu, disudut-sudut kota mulai terpampang jelas ucapan Natal dan segala pernak-pernik Natal, sejenak hal ini seakan telah menjadi suatu tradisi yang sudah di pegang erat oleh orang Kristen di Kota Kupang. Yang terpenting disini ialah bukan apa yang menjadi logo atau simbol-simbol yang ada namun bagian dari suatu upaya untuk menciptakan magna Natal melalui simbol-simbol atau logo yang memberikan arti sebuah kelahiran atau Natal itu.
Tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun ini kemudian dilakukan dengan perasaan yang tenang seolah dengan melakukan hal tersebut maka sebagian dari keimanan telah dilakukan, di depan pintu-pintu masuk toko mulai terpampang tulisan Marry Christmas pada hal secara tidak langsung mau katakan“ datanglah dan belanja lah di toko kami” dan hal ini telah melekat kuat dalam tradisi. Tidaklah salah bila upaya pemagnaan itu dibantu dengan simbol yang digunakan, namun apakah masa Adven atau penantian itu telah kita lakukan secara benar...? yang terpenting disini bukanlah simbol tapi magna, seberapa dalamkah kita telah merenungkan magna itu, bila waktu yang ada kita hanya gunakan untuk melakukan kesiapan secara fisikli...?.
Ketika Pra Natal yang mulai mendekati hanya disibukan dengan menghias rumah, membuat kue dan lain sebagainya, hal-hal ini seolah kita di perbudak oleh suatu hari-hari tertentu dan menganggap sakral akan hari tertentu, sebenarnya tak perlu kita seolah mendewakan hari, bulan ataupun tahun tertentu tetapi kebenaran yang tersirat dalam magna hari lahir atau Natal itu, karena kita tidak memiliki hari perayaan yang dianggab sakral. Dalam Kolose 2:16 & 20. (ay 16) “ Karena itu janganlah kamu biarkan orang mengukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari sabat”. (ay 20) “Apabila kamu telah mati bersama-sam dengan Kristus dan bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukan dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih hidup dalam dunia”. Mengapakah kita masih menganggap ada hari tertentu yang harus lebih dihayati dibandingkan hari-hari lainnya, bukankah semua hari harus dihayati dalam kebenaran...? apalagi sehari menjelang yaitu pada tanggal 24 Desember, hari itu seolah hari penyiraman rampe atau hari hias kuburan sekota kupang, emang dari hari hal itu apa yang hendak kita cari...? kalau mau dikatakan secara Alkitabiah maka hal itu adalah suatu KEBODOHAN, hal itu hanya dilakukan oleh orang yang mungkin belum mati bersama Kristus. Galatia 4: 10-11 (ay 9) “ Kamu dengan teliti memelihara hari-hari tertentu, bulan-bulan, masa-masa yang tetap dan tahun-tahun.(ay 11) Aku kuatir kalau-kalau susah payah ku untuk kamu menjadi sia-sia” .
Oleh karena itu marilah kita mengutamakan keimanan yang sempurnah dengan melakukan apa yang sebenarnya harus dilakukan dan melepas apa yang seharusnya dilepas, jangan kita menjadikan hari-hari tertentu menjadi pemudar keimanan kita, Galatia 4:8-9 (ay 8) “Dahulu, ketika kamu belum mengenal Allah, kamu memperhambakan diri kepada allah-allah yang pada hakekatnya bukan Allah. (ay 9) Tetapi sekarang sesudah kamu mengenal Allah, atau lebih baik, sesudah kamu di kenal Allah, bagaimanakah kamu berbalik lagi kepada roh-roh dunia yang lemah dan miskin dan mau mulai memperhambakan diri lagi kepadanya...?. Biarlah mulai saat ini kita menjadi pandai agar tak mudah dibodohi dengan kebiasaan yang tidak diperkenankan Allah. Kolose 3:2 “ pikirkanlah perkara yang di atas , bukan di bumi”.
Hari natal/ kelahiran Yesus yang telah terjadi sejak dahulu senantiasa menjadi kesukaan besar bagi kita karena ada harapan bagi kita untuk berusaha memperoleh hidup yang kekal.
“ Lahirkanlah proses natural pribadi Yesus Kristus dalam pribadi mu sebagai tanda kelahiran baru ”
Penulis
http//: benyaminyohanisletti04.blogspot.com